Hey!
So, I wrote a poem, and this is the first time I'm using this kind of style. Anyway, I don't use English this time, still in Indonesian Language. Hope you enjoy. :)
Dari Mata Yang Memanjakan Hati
Dari mana saja kamu?
Sudah lama tak bertatap muka, menerka mimik apa yang sedang kamu buat.
Lidah ini sudah lama di kandangnya, susah untuk memulai percakapan bersamamu.
Kamu sepertinya berubah, penampilan yang menangkap banyak mata, terlebih hati.
Tidak lupa dengan mata.
Ya, mata kamu.
Masih sama, namun berbeda.
Sulit untuk menjelaskan.
Aduh, kenapa aku jadi gerogi?
Dari awal, memang sudah salah matamu.
Matamu itu loh, suka mengganggu pikiran!
Dari arah timur hingga barat, selalu kutunggu dua titik itu dalam muncul dan hilangnya mentari.
Sudah berapa kali kutempuh perjalanan mentari, ya?
Ah, tak kuhitung, namun yang ingin kusampaikan adalah: sepanjang perjalanan itu yang kuingat hanya tagihan kontrakan, besok pakai baju apa, dan kedua matamu.
Aneh seaneh-anehnya makhluk yang pernah ada di muka bumi ini!
Hmmm, tapi..., setelah kucerna, kedua matamu itu unik.
Mau kujelaskan, tidak? Atau kamu sudah mulai bosan?
Ah, tidak usah dijawab.
Kujelaskan saja agar kamu tahu rasanya jadi aku: perempuan yang dimabuk sepasang mata di pagi hari.
Ya, dimabuk sepasang mata, bukan asmara!
Janggal memang rasa ini.
Kedua mata yang menyapa lembut disaat mata lain berteriak.
Kedua mata yang menenangkan disaat mata lain memaksa.
Kedua mata yang menyayangi hidup disaat mata lain mengeluh.
Sungguh, aku lupa kapan rasa ini dimulai, kapan sepasang matamu mulai menjelajahi otak ini - mungkin hati.
Sudah kutempuh banyak putaran rembulan, masih saja kedua matamu jelas terlihat.
Bulan saja jadi ikut campur!
Dengan mempertanyakan diri, aku mengunjungi dokter mata dan bertanya, "Dok, mataku sehat, kan? Apa mungkin mataku katarak, lalu muncul halusinasi dengan melihat sepasang mata yang indah itu?"
Dokter mengatakan aku sehat-sehat saja, sehat jasmani.
Namun ia tidak mengatakan kesehatan rohaniku.
Namun ia tidak mengatakan kesehatan rohaniku.
Ah, sudahlah, kamu tidak akan mengerti.
Aku ini sekarang seperti didatangi malaikat.
Orang-orang tidak bisa tahu, hanya aku yang merasakan.
Namun, sering kali, aku ini dianggap tidak waras!
Jelas-jelas ini bukan salahku selalu melihat sepasang mata itu di tempat aku berada.
Sudah kubilang ini janggal.
Tapi, hati ini punya naluri kuat dalam memilih.
Jadi bagaimana menurutmu?
Apa ini adalah jalan yang benar?
Aku merasa malu dengan menceritakan ini padamu.
Kamu tidak perlu merasa bersalah - bahkan tidak ada yang salah atas hal ini.
Tapi aku tahu, dengan ini aku merasa hidup.
Kedua matamu tidak perlu melakukan apa-apa.
Muluk-muluk sekali rasanya jika aku ingin matamu itu menatapku.
Entah, kau bilang aku gila sekarang pun aku tidak peduli!
Hadirnya sepasang matamu membuatku sadar - membuatku merasa dihargai.
Yang aku inginkan hanyalah pulang ke rumah membawa semangkuk mimpi dan harapan - yang terkadang dalam hidup bisa membuat diri ini bahagia.
Sederhana, tapi ada.
Sepasang mata yang memanjakan hati.
August 1st, 2018
No comments:
Post a Comment